Penentuan Visi: Pencerahan dan Implementasinya

 

Penentuan Visi: Pencerahan dan Implementasinya 







Menyusuri alur pendidikan CGP pada Eksplorasi Konsep pada Modul 1.3 ini menjadi sesuatu yang menarik bagi saya. Tak sekadar menyusun visi sebagai sebuah kebutuhan, tetapi sebuah pendekatan atau paradigma sangat penting dalam mewujudkan sekolah impian. Pendekatan atau paradigma itu adalah Inkuiri Apresiatif (IA). 


Ketika mengenal IA, sepintas saya mengingat akan Artificial Intelligence (IA) yang saya kenal setahun yang lalu. Mengapa demikian? Keduanya merupakan singkatan yang berkebalikan dan tentu memiliki arti penting dan menarik saya kaji. Tetapi, berkaitan dengan tugas CGP, kali ini saya mengkaji tentang paradigma IA.


Mengutip pendapat Cooperrider & Whitney (2005), Inkuiri Apresiatif adalah suatu filosofi, suatu landasan berpikir yang berfokus pada upaya kolaboratif menemukan hal positif dalam diri seseorang, dalam suatu organisasi dan dunia di sekitarnya baik di masa lalu, masa kini maupun masa depan. Ia berpendapat juga bahwa saat ini kita hidup pada zaman yang membutuhkan mata yang dapat melihat dan mengungkap hal yang benar dan baik. Mata yang mampu membukakan kemungkinan perbaikan dan memberikan apresiasi atas hal yang sudah berjalan baik. Bila organisasi lebih banyak membangun sisi positif yang dimilikinya, maka kekuatan sumber daya manusia dalam organisasi tersebut dipastikan akan meningkat dan kemudian organisasi akan berkembang secara berkelanjutan.


Selaras dengan judul artikel yang saya kaji kali ini, saya akan berbagi tugas kesimpulan tentang IA. Kesimpulan itu memuat dua hal yaitu (1) hal yang mencerahkan saya sebagai pendidik di sepanjang proses menyusun visi pribadi saya itu, dan (2) bagaimana saya membayangkan penerapan inkuiri apresiatif dalam konteks saya sehari-hari sebagai pendidik.


Pencerahan

Sebagaimana saya paparkan dalam artikel sebelumnya tentang urgensi guru dalam menentukan visi ternyata merupakan sebuah kebutuhan. Visi guru yang bermakna akan mendapatkan dorongan yang utuh dan kolaborasi yang baik dalam perwujudan visi tersebut.


Di sepanjang proses penyusunan visi, urgensi kepentingan penyusunan visi bagi seorang guru begitu menyadarkan saya. Pada awalnya, penyusunan visi hanya perlu dilakukan oleh Kepala Sekolah. Hal ini merujuk pada Gajah Mada dengan visi Sumpah Palapa yang dia ciptakan begitu tertanam di seluruh penjuru Majapahit. Gajah Mada bukanlah seorang Raja, tetapi Mahapatih. 


Setidaknya, ada beberapa hal yang saya catat pencerahan yang saya dapatkan di sepanjang proses menyusun visi. Pertama, saya menjadi tertantang untuk menuliskan harapan-harapan saya yang saya tuangkan dalam visi sekolah. Kedua, menuntut untuk berkreatif. Ketiga, menjadikan berpihak kepada murid sebagai pijakan dalam mendesain lingkungan pembelajaran. Ketiga, mendorong motivasi diri yang semakin meningkat dalam menjalankan alur Merrdeka sebagai tahapan pendidikan CGP. 


Bayangan IA dalam Konteks Sebagai Pendidik

Tak sekadar sebagai sebuah paradigma atau pendekatan dalam merumuskan visi sekolah, IA berperan sebagai pendekatan manajemen perubahan. Dikatakan demikian karena IA melakonkan perannya melalui serangkaian tahapan. Sama halnya dengan alur pendidikan merupakan penerapan strategi Mnemonik (mengingat), serangkaian tahapan IA itu tersusun dalam BAGJA (Buat Pertanyaan, Ambil Pelajaran, Gali Mimpi, Jabarkan Rencana, Atur Eksekusi). 


Selaras dengan IA dalam konteks sebagai pendidik, tahapan-tahapan dalam BAGJA merupakan pilihan terbaik. Tak lepas dari tahapan BAGJA adalah bagaimana saya menerapkan filosofis KHD tentang pendidikan yang saya jadikan pijakan dan modal dalam menjalankan visi yang saya susun. Adanya Peran dan Nilai Guru Penggerak mengejawantahkan filosofis KHD tentang pendidikan. 





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kesinambungan Peran Pendidik dalam Mewujudkan Filosofi Pendidikan KHD dan Profil Pelajar Pancasila dengan Paradigma Inkuiri Apresiatif (IA)

Berefleksi Modul PGP 1.2 “Nilai dan Peran Guru Penggerak” melalui Model Description, Examination and Articulation of Learning (DEAL)