Nilai-nilai Guru Penggerak dan Kegiatan Sekolah Bertalian dengan Perannya (Sebuah Rampaian Kisah)

 




Sebagaimana pernah saya paparkan pada tulisan sebelumnya bahwa beradaptasi saat mengikuti pendidikan Calon Guru Penggerak membuat hati kian berpelangi. Salah satu warna dari pelangi itu adalah adaptasi dalam mengerjakan tugas. Seperti saat ini, saya mencoba menguraikan tugas kali ini (1.2.a.4.1. Forum Diskusi Eksplorasi Konsep - Modul 1.2) menjadi sebuah kisah.

Sayang ini Tak Bertepi dan Tak Berujung 
(Nilai GP tentang berpihak pada murid)
Kuedarkan pandanganku ke seluruh isi kelas. Sesekali kulirik sang surya dari balik jendela. Hangat terasa. Sehangat rasa yang kian terjalin di antara kita, aku dan kau, anak-anakku. Terlukis senyum, tawa, canda yang merangkaikan rasa bahagia mereka mengikuti pelajaran kali ini. Aku mengingat tujuan pembelajaran kali ini adalah mengapreasi teks kethoprak. Betapa terlihat salah seorang yang berperan sebagai Patih Narotama begitu baktinya menghamba pada Sang Prabu, Dharmawangsa. 

"Kasinggihan Gusti Prabu, bekti kula konjuk. Kawontenan wonten tlatah Wwatan tansah ayem tentrem", kandhane Patih Narotama.
(Ketepatan Gusti Prabu, saya persembahkan bakti saya. Kabar di Wwatan selalu aman sentausa", kata Patih Narotama).

Tetapi, kudapati juga mereka yang mengapreasiasinya dengan bentuk Google slide, video, dan bercerita yang benar-benar membuatku dan seisi kelas takjub. Menyengaja aku memberi kebebasan mereka untuk mengapresiasinya dalam berbagai bentuk. 

Di tengah-tengah mereka nyaman dengan belajarnya, kukatakan dalam hati, "Anak-anakku, sedapat mungkin kuharus menuntunmu agar memperoleh keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Kuberi kebebasan kau mengepreksikan sesuai keinginanmu sebab kutahu bahwa sayang ini tak bertepi dan tak berujung. Selalu menghias sanubariku selamanya."

Pelangi Kreativitas
(Contoh Kegiatan Sekolah yang Menerapkan Peran GP)
Bunga petunia putih menghias hati. Tak hanya indah, bunga ikon sekolah dengan branding Ceria (Cerdas, Integritas, Agamis) itu merangkaikan kuntum-kuntum rasa yang begitu azmat. Kubuang hama-hama yang mengganggunya. Sebab kutahu, cinta itu tumbuh bersama. Jika tidak begitu, dialah hama.

"Kau terlihat bahagia sekali?" tanyaku pada Friska, salah satu muridku.
Friska menebarkan senyum manisnya. Mengangkat alisnya dan kini memperlihatkan gigi-giginya yang putih bersih.

"Saya senang sekali menjadi murid di sini, Ibu," jawabnya mengejutkanku.

"Senang?" Kuulangi pertanyaannya. Ingin memastikan yang kudengar tak salah.

Friska menghentikan menyiram bunga. "Benar, Ibu. Hal yang tak kulupakan adalah mengikuti kegiatan sekolah," sahutnya.

Aku menghela nafas panjang. Rupanya, murid multitalenta itu begitu senang mengikuti kegiatan. Seringkali aku melihatnya aktif. "Kegiatan apa saja yang membuatmu senang?" tanyaku.

"Ada banyak, Ibu. Di antaranya adalah," dia mendekatiku lalu melanjutkan berbicaranya, "Pertama, gerak dan kreasi lagu dalam peringatan Sumpah Pemuda 2011. Kedua, tari kreasi Profil Pelajar Pancasila dalam peringatan Hari Guru Nasional pada tahun 2011," jawabnya.

"Hanya itu?" Keingintahuanku melambung.

Friska mengingat-ingat. "Deklarasi Sekolah Ramah Anak, Pelantikan Dewan Penggalang, Pelantikan Pengurus OSIS, Senam Sehat hari Jumat," katanya lagi.

"Bukankah ada lagi yang berkesan?" tanyaku lagi.

Friska tak segera menjawab pertanyaan retorikku. Dia melihat gawainya dan mengatakan, "Sebentar, saya lihat di galeri HP saya," katanya lagi.

Aku mengangguk. Tak berselang lama, Friska menjawab lagi, "Karnaval tunggal peringatan Agustus 2022, Sepeda Hias peringatan Hari Ramah Lingkungan, Ulang Tahun Snesba tahun 2022, persiapan visitasi Adiwiyata Provinsi sebagai Pokja," jawabnya.

Kuterbitkan senyum untuknya. Rupanya, Friska mengingat dengan baik segala kegiatan itu. Belum kukatakan lagi, Bu Yuni sebagai ketua Pokja Adiwiyata memberikan pengumuman, "Anak-anak setelah selesai, jangan biarkan tanaman-tanaman itu tak terpelihara dengan baik," jelas suaranya dari pengeras sekolah.

"Terima kasih, Friska," lanjutku, "bawakan bunga ini untuk di kelasmu ya."

Friska tersenyum tiada terkira. Menerima pemberianku. "Terima kasih kembali, Ibu," katanya seraya beranjak. 

Magetan,
Saat menantikan mega merah
9 November 2022

Titim Matun Nasriyah


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kesinambungan Peran Pendidik dalam Mewujudkan Filosofi Pendidikan KHD dan Profil Pelajar Pancasila dengan Paradigma Inkuiri Apresiatif (IA)

Penentuan Visi: Pencerahan dan Implementasinya

Berefleksi Modul PGP 1.2 “Nilai dan Peran Guru Penggerak” melalui Model Description, Examination and Articulation of Learning (DEAL)