Pelangi: Harapan Menuju Sebuah Visi

 



Pelangi: 

Harapan Menuju Sebuah Visi



Bermimpi berbagi visi dalam serangkaian pendidikan CGP (Calon Guru Penggerak) menjadikan saya sedikit terperanjat. Betapa tidak, saat pembelajaran menginjak pada Modul 1.3 ini sedikitpun tidak terbayangkan akan belajar Visi Guru Penggerak.


Pada awalnya, saya berpikir bahwa visi hanyalah tugas yang hanya dikembangkan oleh Kepala Sekolah. Tetapi, pembelajaran Modul 1.3 mengetengahkan bahwa jika visi seorang guru memiliki makna yang kuat tentu saja mendapatkan dukungan penuh dari berbagai pihak sehingga menciptakan kolaboratif untuk mewujudkan makna visi tersebut. Sejalan dengan hal ini adalah visi “Sumpah Palapa” dari Mahapatih Gajah Mada yang begitu kuat, dipercaya, hingga didukung oleh warga dan kerajaannya. 


Bertalian dengan hal tersebut, kesadaran untuk mewujudkan merumuskan visi bagi seorang guru penggerak adalah sangat penting. Berbagai referensi dan menitikberatkan kebermaknaan dalam menyusunnya dengan menjiwai Profil Pelajar Pancasila, Pelangi (Pemikir, Literasi, Agamis, Nasionalis, Gotong Royong, dan Inovatif) saya susun sebagai sebuah visi.


Mengapa Pelangi saya pilih? Saya mengingat ketika kecil dan sebagian besar anak-anak menyukai keindahan pelangi. Sebagaimana pelangi merupakan penguraian cahaya putih menjadi berbagai warna dengan indeks bias yang berbeda, saya berharap visi Pelangi yang saya rangkai ini memiliki kebermaknaan seindah pelangi di langit.


Agar diperoleh kesepahaman makna, Pelangi saya tuliskan dalam bentuk definisi operasional sebagai berikut. 


Pemikir

Pemikir dinyatakan sebagai orang cerdik pandai yang hasil pemikirannya dapat dimanfaatkan orang lain atau biasa disebut dengan filsuf. 


Literasi dimaknai sebagai kemampuan menulis dan membaca, pengetahuan atau keterampilan dalam bidang atau aktivitas tertentu, dan kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup. 


Agamis

Agama berperan sangat penting dalam mengatur sendi-sendi kehidupan manusia dan mengarahkannya kepada kebaikan bersama.


Nasionalis

Sifat menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah bangsa dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama.


Gotong Royong

Kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan


Inovatif 

Sebuah hal yang bersifat memperkenalkan sesuatu yang baru atau bersifaat pembaruan (kreasi baru).


Sebuah visi tentunya lahir karena sebuah harapan. Melangitkan harapan di jalan tak berujung dengan menciptakan Pelangi sebagai visi harus tertanam kuat. Harapan-harapan itu antara lain mewujudkan peserta didik sebagai Pemikir yang bermanfaat bagi orang lain dengan menjadikan kemampuan Literasi sebagai medianya, menciptakan sifat Agamis sebagai pedoman untuk mengatur perilaku, memiliki jiwa Nasionalis yang tertanam di jiwa sebagai upaya mempertahankan negara, menjadikan Gotong Royong sebagai jalan terbaik untuk berkolaborasi, dan berupaya untuk menggali Inovatif dalam segala bidang kehidupan.


Harapan-harapan itu penting dijadikan visi sebab dalam menjalani aktivitas kehidupan, peran pemikir sangat dibutuhkan dalam kebermanfaatan. Literasi begitu penting. Salah satunya adalah kemampuan menulis. Menulis tak lain adalah upaya untuk memperbaiki diri mulai dari penulisnya. Kita sering menjumpai tulisan-tulisan yang tidak layak untuk dibaca tetapi tetap dibaca. Mengapa demikian? Jawabannya sangat sederhana: karena ada penulisnya. Untuk itu, tulislah hal-hal kebaikan karena untuk peradaban. Segenap aturan agama diciptakan untuk mengatur kebaikan bersama. Tanpa nasionalis yang tinggi, mudah bagi generasi muda untuk tak bersungguh-sungguh dalam mempertahankan negara. Dalam segala sisi, gotong royong tak hanya meringankan pekerjaan, tetapi menjalin solidaritas demi tujuan bersama. Perkembangan zaman tak lepas dari adanya inovatif-inovatif baru yang terus berkembang. Bertalian paparan di atas, harapan-harapan saya penting dijadikan visi Pelangi karena beraneka harapan yang membentuk keindahan. 


Cukuplah tulisan ini saya jadikan motivasi diri dalam melangkahkan niat dalam perjalanan pendidikan Calon Guru Penggerak.


                                                            

                                                            

                                                Magetan, saat matahari menuju titik meridian



                                              
                                                Titim Matun Nasriyah 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kesinambungan Peran Pendidik dalam Mewujudkan Filosofi Pendidikan KHD dan Profil Pelajar Pancasila dengan Paradigma Inkuiri Apresiatif (IA)

Penentuan Visi: Pencerahan dan Implementasinya

Berefleksi Modul PGP 1.2 “Nilai dan Peran Guru Penggerak” melalui Model Description, Examination and Articulation of Learning (DEAL)