Pemikiran Ki Hadjar Dewantara: Sebuah Kesimpulan dan Refleksi


Mendapatkan kesempatan menjadi Calon Guru Penggerak (CGP) merupakan tantangan sekaligus anugerah bagi saya. Betapa tidak, berbagai rasa saat mengalami pendidikan CGP Angkatan 7 yang baru saja digelar tiga minggu ini benar-benar menebarkan hati berpelangi. Sebagaimana pelangi merupakan penguraian cahaya putih menjadi berbagai warna dengan indeks bias yang berbeda, berbagai rasa gembira, syukur, sedih, berkecamuk, bergairah belajar, dan haru menggenapi seluruh hati. 

Serangkaian pendidikan itu baru menapaki modul 1.1 yang mempelajari tentang Pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang di dalamnya terdapat filosofis-filosofis pendidikan yang menghamba dan berpusat pada murid.. Betapa beradaptasi dengan segala aktivitas dan kebiasaan baru sedapat mungkin saya jalani dengan ikhlas dan gembira.

Bagaimana kesimpulan dan refleksi yang dapat saya tarik setelah mempelajari modul awal sebagai pijakan modul-modul berikutnya tersebut? Setidaknya, ada tiga hal yang saya paparkan.

Pemikiran tentang Murid dan Pembelajaran di Kelas sebelum Mempelajari modul 1.1

Sebelum mempelajari modul 1.1, ada beragam pemikiran saya tentang murid dan pembelajaran di kelas. Walaupun saya berupaya menggunakan permainan dalam pembelajaran, itu sangat minim sekali. Menurut pemikiran saya, murid harus sepenuhnya mengikuti peraturan dan kegiatan pembelajaran yang saya terapkan. Hampir meniadakan adanya peran serta mereka sebagai pebelajar yang sesungguhnya menurut saya adalah kewajaran dan nyaman saja saya lakukan. Saya bisa menghabiskan waktu sekadar untuk memberikan ceramah panjang yang tidak saya ketahui akankah mereka bisa mencerna dengan baik. Akankah ceramah itu dibutuhkan mereka? Akankah mereka senang mendengarkannya dengan sungguh-sungguh? Segalanya tak penah terlintas di benak saya. Ibarat ketika akan melukis, mereka adalah kanvas yang mudah bagi saya untuk dilukis sesuai dengan keinginan hati saya. 

Hal yang Berubah dari Pemikiran atau Perilaku setelah Mempelajari Modul 

Alhamdulillah, saya yakin bahwa rencana Allah adalah terbaik dan yang saya butuhkan. Diterimanya saya sebagai CGP pada angkatan 7 ini merupakan jawaban-jawaban atas kerisauan yang mendalam bagaimana saya mengajar selama ini. Jika ada semangat dalam mengajar, itu adalah sewajarnya. Sebaliknya, saat belajar modul 1.1 betapa semangat mengajar itu terus menanjak hingga berada di titik tertingginya. Selama ini, anggapan saya tentang murid yang harus mau dibawa ke mana telah berangsur hilang. Pendidikan tidak sekadar untuk memberikan teori-teori semata. Tetapi, lebih dari itu. Pendidikan adalah menuntut murid sesuai dengan karakter yang ada pada mereka dan menyesuaikannya dengan tuntutan zaman. Ki Hadjar Dewantara (KHD) menyebutnya dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Jauh lebih dari itu, mata saya terbuka. Saya berupaya penuh untuk mengulurkan kedua tangan saya dengan segenap hati untuk menuntut mereka dalam mendapatkan kebahagiaan dan keselamatan yang setinggi-tingginya. Berkali-kali menatap langit saya lakukan. Betapa cakrawala yang membentang itulah mereka harus dapat menerbangkan cita-citanya. Saya tidak boleh berputus asa. Masih ada harapan untuk berupaya memperbaiki dalam menuntun mereka sesuai dengan kodrat alam dengan menebalkan karakter-karakter yang baik dan sesuai dengan perkembangan zaman. 

Penerapan Agar Situasi Kelas Mencerminkan Pemikiran KHD

Tak sabar bagi saya untuk terus berupaya agar dapat menerapkan pembelajaran yang menciptakan kondisi kelas mencerminkan pemikiran KHD. Setidaknya, ada beberapa upaya yang saya tempuh. Pertama, menjalin komunikasi yang lebih hangat dengan murid untuk mengetahui karakteristik mereka secara mendalam. Kedua, membuat kesepakatan-kesepakatan kelas dengan murid. Ketiga, menggunakan permainan dalam pembelajaran. Keempat, membebaskan mereka menerapkan pembelajaran sesuai dengan gaya belajar mereka. Misalnya, pada pembelajaran teks kethoprak (Jawa), saya memberi kebebesan mereka untuk mengapresiasinya menjadi beragam bentuk antara lain memerankan, membuat peta konsep, mendesain video, dan lain sebagainya. Keempat, saya menumbuhkan literasi membaca dan menulis. Kedua hal ini sangat penting dan mendukung peran mereka sebagai murid.

Itulah serangkaian refleksi dan pemikiran yang dapat mengungkapkan segala rasa saat baru saja mempelajari modul 1.1 dalam pendidikan CGP angkatan 7 ini. Harapan saya sudah pasti semangat saya dalam mendaki ilmu ini tak pernah pudar. Bismillah. 


Magetan, Jawa Timur

Saat Gerhana Bulan Total

8 November 2022

Titim Matun Nasriyah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kesinambungan Peran Pendidik dalam Mewujudkan Filosofi Pendidikan KHD dan Profil Pelajar Pancasila dengan Paradigma Inkuiri Apresiatif (IA)

Penentuan Visi: Pencerahan dan Implementasinya

Berefleksi Modul PGP 1.2 “Nilai dan Peran Guru Penggerak” melalui Model Description, Examination and Articulation of Learning (DEAL)